Jumat, 30 November 2012

BERBAHASA SANTUN DI SEKOLAH



MEMBENTUK KEPRIBADIAN YANG BAIK DENGAN MEMAKSIMALKAN BERBAHASA SANTUN DI SEKOLAH


 






Oleh:
DEVI FITRI YANTI
NISN. 9947612293



KELOMPOK ILMIAH REMAJA
SMA NEGERI 1 BETUNG
Jalan Penghulu Ali Basir Lingk. II Kelurahan Rimba Asam Kecamatan Betung  Kabupaten Banyuasin Kode Pos 30758 Telp. (0711) 893072

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……………………………     i
KATA PENGANTAR………………....……... ...    ii
DAFTAR ISI………………………..………...       iii
BAB I             PENDAHULUAN
                        1.1 Latar Belakang……….…….     1
                        1.2 Perumusan Masalah………,.     2
                        1.3 Tujuan Penulisan…………..      2
                        1.4 Manfaat Penulisan…………...   3

BAB II                        METODE PENELITIAN
2.1 Tempat dan Waktu Penelitian...     3
                        2.2 Alat yang Digunakan………….    3
                        2.3 Metode Penulisan……………..    3

BAB III          PEMBAHASAN
3.1 Kendala yang Dihadapi Dalam Mewujudkan Visi dan Misi Tersebut...  4
3.2 Strategi yang Harus Diterapkan oleh Sekolah Agar
Membentuk Kepribadian yang Baik dengan Memaksimalkan
 Berbahasa Santun di Sekolah ………………    6

BAB IV          KESIMPULAN DAN SARAN
                        4.1 Kesimpulan…………..     8
                        4.2 Saran…………………     9

DAFTAR PUSTAKA……………...........    10

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dengan semakin majunya zaman, maka berubah pula pola pikir dan perubahan budaya masyarakat. Terutama yang disoroti adalah di kalangan remaja, semakin majunya zaman maka berpengaruh juga ke setiap bidangnya, khususnya di bidang komunikasi banyak melahirkan pergeseran budaya. Nilai-nilai budaya yang akan disoroti yaitu berbahasa santun di kalangan remaja, yang dimaksudkan oleh penulis berbahasa santun yaitu penempatan bahasa tersebut haruslah tepat yaitu melihat dari lawan bicaranya , situasi saat kita berbicara , dan tempat dimana sedang bicara. Di era yang serba modern ini tak jarang kita temui banyak sekali yang masih belum memperhatikan masalah yang seharusnya harus diantisipasi sejak dini. Peran berbagai pihak pun dibutuhkan. Pendidikan mempunyai andil penting dalam pengembangan masalah ini, karena sekolah dianggap mampu mendidik agar siswa-siswi mampu berbahasa santun yang dimaksudkan oleh penulis.
Di SMA N 1 Betung , masalah ini perlu mendapat perhatian lebih. Miris, melihat oknum-oknum yang menggunakan seragam abuabu putih atas nama SMA N 1 Betung , malah dengan bangganya memperlihatkan ketidaksopanan mereka di depan orang yang seharusnya mereka segani. Dalam hal ini SMA N 1 Betung mempunyai salah satu visi dan misi yang ingin diwujudkan dengan visi yaitu Unggul dalam Imtaq dan Iptek berprestasi
dibidang akademik dan non akademik dan misi yaitu membentuk generasi yang berakhlakul karimah. Dengan adanya visi dan misi ini diharapkan para siswa SMA N 1 Betung mampu membantu mewujudkan visi dan misi ini. Dengan banyaknya image yang sudah terlanjur melekat pada nama SMA N 1 Betung maka masalah demi masalah perlu disoroti. Salah satu masalahnya Ketidaksopanan berbentuk ucapan(bahasa) yang dilihat sebagai seorang pelajar tidaklah pantas untuk diucapkan. Penulis tidak mengharuskan untuk menggunakan bahasa baku yang tidak biasa diucapkan. Tetapi pada saat pengucapannya, nada tinggi pada saat itu tak ditunjukkan agar lawan bicara tidak salahpaham dengan apa yang sudah dikatakan. Dalam kondisi ini , kembali lagi pendidikan sangat dibutuhkan untuk sedikit membantu peran orangtua pelajar. Khususnya sekolah adalah wadah yang diharapkan mampu melestarikan bahwa adat ketimuran yang dianut bangsa Indonesia penuh dengan kelemahlembutan , tapi malah banyaknya akulturasi menyebabkan bangsa Indonesia kehilangan jati diri sebuah bangsa. Sekolah harus mendidik moral pelajar bukan hanya mendidik dengan system kurikulum.

1.2 Perumusan Masalah
1. Apa saja yang menjadi kendala dalam mewujudkan salah satu dari visi dan misi tersebut ?
2. Strategi seperti apa yang harus diterapkan oleh sekolah membentuk kepribadian yang baik dengan memaksimalkan bahasa santun di sekolah?

1.3 Tujuan
Tujuan dari perumusan masalah di atas
1. Untuk mengetahui kendala dalam mewujudkan salah satu dari visi dan misi tersebut
2. Untuk mengetahui dan menjalankan strategi yang harus diterapkan oleh sekolah agar   membentuk kepribadian yang baik dengan memaksimalkan bahasa santun di sekolah.

           
1.4 Manfaat
1. Bagi Kepala SMA N 1 Betung, agar dapat dijadikan masukan untuk mengoptimalkan tata tertib di sekolah .
2. Bagi Dewan Guru, agar lebih tegas dengan peraturan yang sudah ada bagi siswa-siswi SMA N 1 Betung.
3. Bagi siswa-siswi, agar dapat menjadi sebuah acuan untuk berubah menjadi kepribadian yang lebih baik.

BAB II
METODE PENELITIAN
2.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SMA N 1 Betung dimulai dari 5 – 10 Desember 2010
2.2 Alat yang digunakan
Alat yang digunakan dalam penulisan Karya Tulis ini yaitu alat tulis, dan handphone.
2.3 Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam Karya Tulis Ilmiah ini yaitu observasi ke lapangan, study pustaka dan sharing on internet.

BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Kendala Dalam Mewujudkan Visi dan Misi Tersebut
Setiap sekolah pasti mempunyai visi dan misi begitu pula dengan sekolah SMA N 1 Betung, yang mempunyai salah satu visi dan misi yang ingin diwujudkan dengan visi yaitu Unggul dalam Imtaq dan Iptek berprestasi dibidang akademik dan non akademik dan misi yaitu membentuk generasi yang berakhlakul karimah. Daapat kita lihat keadaan sekolah kita sekarang sangatlah jauh dari harapan visi dan misi itu. Membentuk generasi yang berakhlakul karimah sangat susah ,tetapi penulis mempunyai gagasan yang mungkin bisa membentuk generasi yang berakhlakul karimah, salah satunya dengan berbahasa yang santun di sekolah. Berbahasa didefinisikan sempit oleh sebagian orang, tapi berbahasa yang dimaksud penulis adalah penempatan bahasa tersebut haruslah tepat yaitu pemilihan jenis kata, melihat dari lawan bicaranya , situasi saat kita berbicara , dan tempat dimana sedang bicara.
Bahasa santun menurut Moeliono (dalam makalah Sofyan Sauri) berkaitan dengan tata bahasa, dan pilihan kata. Yaitu penutur bahasa menggunakan tatabahasa yang baku dan memilih kata-kata yang sesuai dengan isi atau pesan yang disampaikan dan sesuai pula dengan tata nilai yang berlaku di dalam masyarakat itu. Bahasa yang tidak santun adalah bahasa yang kasar, melukai perasaan orang, atau kosa kata yang membuat tidak enak didengar orang. Karena itu bahasa santun berkaitan dengan perasaan dan tata nilai moral masyarakat penggunanya.
Bahasa ialah salah satu bahan komunikasi yang penting dalam kehidupan sehari-hari. Di SMA N 1 Betung tidak mengharuskan menggunakan bahasa Indonesia yang baku. Tetapi yang diharapkan penulis yaitu cara berbicara, penempatan suatu kata dan lawan bicara hendaknya menggunakan bahasa yang enak didengar. Oleh karena itu salah satu visi dan misi sekolah SMA N 1 Betung itu harus segera direalisasikan. Tetapi banyak faktor yang tidak mendukung dalam pewujudan visi dan misi tersebut.
1.      Kurangnya pemahaman siswa-siswi SMA N 1 Betung tentang bahasa yang digunakan di sekolah.
2.      Rasa takut dan hormat yang hampir hilang dari sebagian besar siswa-siswi SMA N 1 Betung.
3.      Peraturan tata tertib yang tidak dipublikasikan secara jelas oleh pihak sekolah.
Dalam hal ini semua pihak  yang terkait di dalam hal ini diharapkan mampu membantu mewujudkan visi dan misi ini. Peran setiap pihak sangat dibutuhkan dalam hal ini. Contohnya peran dari keluarga , keluarga mempunyai andil penting dalam pembentukan kepribadian siswa-siswi sebelum dialihkan peran ke sekolah. Kepribadian yang baik bukan hanya kepribadian yang terlihat kasat mata , tetapi juga cara berpikir seseorang terhadap masalah itu sendiri. Dalam kondisi ini sekolah diharapkan mampu mendidik kepribadian siswa ke arah yang lebih baik lagi. SMA N 1 Betung belum mempunyai fasilitas yang cukup seperti aula yang bisa dijadikan tempat penyuluhan suatu masalah. Maka dari itu, penulis mengalihfungsikan aula ke dalam ruangan kelas yang bisa dijadikan tempat sosialisai yang baik. Ruang kelas mempunyai peran penting di dalam sekolah dalam membentuk kepribadian siswa. Karena 70 %  kegiatan siswa berada di dalam kelas, maka kepribadian siswa kadang terbentuk dipengaruhi oleh keadaan kelas . Yang dimaksudkan keadaan kelas yaitu orang-orang yang berada dalam kelas, kepribadian yang dimiliki masing-masing siswa , dll.




3.2 Strategi yang Harus Diterapkan oleh Sekolah Agar Membentuk Kepribadian yang Baik dengan Memaksimalkan Berbahasa Santun di Sekolah

Strategi pembelajaran untuk membentuk kepribadian tersebut membutuhkan dukungan dari semua pihak. Dimana bahasa santun tersebut tidak masuk dalam kurikulum maka peran guru-siswa dibutuhkan untuk membentuk kepribadian tersebut. Dalam kondisi ini sekolah harus memiliki strategi atau cara agar salah satu visi dan misi SMA N 1 Betung ini dapat terwujud.
Ruangan kelas bisa menjadi salah satu tempat untuk membentuk kepribadian siswa , ini adalah salah satu cara yaitu mengoptimalkan ruangan kelas menjadi tempat pembentuk kepribadian yang baik. Strategi yang harus diterapkan sebagai berikut.
1.      Memberikan penyuluhan tentang berbahasa santun.
2.      Membiasakan teguran bagi siswa-siswi SMA N 1 Betung.
3.      Mempublikasikan tata tertib SMA N 1 Betung , dan memasukkan berbahasa santun dalam salah satu tata tertib sebagai salah satu membentuk kepribadian yang baik.
4.      Semua pihak saling berkomunikasi untuk memberi dukungan dan pembinaan dalam dalam membentuk kepribadian yang baik.
5.      Membuat peraturan kelas yang berisi ajakan atau himbauan agar berbahasa santun.
6.      Memberikan pujian atau penghargaan siswa yang berbahasa santun di kelas agar ada motivasi untuk membentuk kepribadian yang baik.
7.      Mengadakan acara yang mengusung tema kepribadian yang baik seperti pemilihan siswa-siswi terbaik.

Strategi ini penulis berharap siswa-siwi SMA N 1 Betung mampu mengaplikasikanya dalam kehidupan sehari-hari. Tetapi masalah ini memerlukan banyak dukungan dari pihak sekolah. Maka dari itu pengaplikasian dari strategi ini diharapkan mampu mewujudkan generasi yang berakhlakul karimah dengan salah satu cara yaitu membentuk kepribadian yang baik dengan memaksimalkan berbahasa santun di sekolah.



BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1.      Adapun kendala yang dihadapi oleh sekolah yaitu Kurangnya pemahaman siswa-siswi SMA N 1 Betung tentang bahasa yang digunakan di sekolah,Rasa takut dan hormat yang hampir hilang dari sebagian besar siswa-siswi SMA N 1 Betung. Dan peraturan tata tertib yang tidak dipublikasikan secara jelas oleh pihak sekolah.
2.      Strategi yang diharapkan mampu membentuk kepribadian yang baik dengan memaksimalkan bebahasa yang baik sebagai berikut.
a. Memberikan penyuluhan tentang berbahasa santun.
b. Membiasakan teguran bagi siswa-siswi SMA N 1 Betung.
c. Mempublikasikan tata tertib SMA N 1 Betung , dan memasukkan berbahasa santun dalam salah satu tata tertib sebagai salah satu membentuk kepribadian yang baik.
d. Semua pihak saling berkomunikasi untuk memberi dukungan dan pembinaan dalam     dalam membentuk kepribadian yang baik.
e. Membuat peraturan kelas yang berisi ajakan atau himbauan agar berbahasa santun.
f. Memberikan pujian atau penghargaan siswa yang berbahasa santun di kelas agar ada motivasi untuk membentuk kepribadian yang baik.
g. Mengadakan acara yang mengusung tema kepribadian yang baik seperti pemilihan siswa-siswi terbaik.

4.2 Saran
1. Bagi Kepala SMA N 1 Betung sebaiknya lebih mengoptimalkn peraturan yang sudah ada dan merevisi peraturan agar terciptanya keadaan yang kondusif.
2. Bagi Dewan Guru SMA N 1 Betung diharapkan lebih mempertegas dan member hukuman yang konkret terhadap penlaggaran yang dilakukan oleh siswa-siswi SMA N 1 Betung.
3. Bagi Siswa-siswi SMA N 1 Betung diharapkan mematuhi peraturan yang sudah ada dan membangun kesadaran tentang pentingnya bersosialisasi secara baik yang hampir hilang.



DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 2000. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Hasnun, Anwar. 2004. Pedoman dan Petunjuk Praktis Karya tulis. Yogyakarta: Absolut.
Sauri, Sofyan.2008. Pengembangan Strategi Pendidikan Berbahasa Santun di Sekolah.:Tidak diterbitkan.

Tarigan, Henry Guntur.1994.Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.Jakarta:       Angkasa Bandung.

Sumber-sumber lain : Makalah-makalah karya penulis


Tidak ada komentar:

Posting Komentar